Sebuah Antalogi
SEBUAH HARAPAN
Saat sepi kududuk merenung
Mengingat akan diri ini
Aku heran, aku sedih dan tentu juga aku takut
Sepertinya diri ini selalu lupa
Lupa dengan semua laranganNya
Tapi kadang juga selalu ingat
Ingat selalu dengan perintahNya
Mereka beragama akupun juga
Mereka beribadah akupun juga
Namun mengapa terasa berbeda?
Mereka semakin bercahaya tapi aku makin sirna sayup redup
Ku coba menerka hati…apa gerangan yang terjadi?
Ternyata belum sempurna jiwa ini
Mereka ikhlas, diri ini masih mengharap balas
Mereka tulus, diri ini masih mengharap fulus
Mereka taat setiap taat, diri ini taat dikala ingat
Mereka banyak memberi, diri ini banyak meminta
Mereka banyak berbuat, diri ini banyak berkata-kata
Mereka mengharap pada sang Pencipta, diri ini mengharap puji dari sesama dan
masih banyak lagi kurang diri ini…
Sesaat …
Aku tersadar dari renunganku
Kesempatanku masih terbuka…waktuku masih tersedia…dan
aku masih sangat muda meski renta akan tiba
Ini saatnya untuk merangkai langkah baru
Tiada ragu dan takkan malu walau mereka lebih dulu
yang kutahu bahwa kita diciptakan untuk menjadi nomor satu
Komentar
Posting Komentar